SEBUAH peristiwa ritual
yang dirayakan oleh masyarakat Debey di Tadouto pada tanggal 9 Mei merupakan
suatu perayaam tahunan yang selalu diperingati oleh warga setempat. Pesta
ritual itu memperingati seorang tokoh Totamana yang mengajarkan Firman Tuhan
sebelum para misionaris menapaki wilayah Mee (Paniai).
Sebut saja Wodeyokaipouga muncul dengan kegagahan alamiah
dalam mengajarkan Totamana di kampungnya. (Tadauto). Sekalipun secara resmi
belum dikenal sebab sejak ia memulai ajar ajaran Totamana itu tidak pernah
keluar. Dan seluruh ajarannya merupakan hasil hubungan dengan alam setempat.
Dia mengajarkan totamana firman Allah. Totamana artinya firman
Allah yang berakar dari alam. Wodeyokaipougaa mengenal firman Allah tidak
melalui sebuah pendidikan resmi, atau oleh para misionaris ataupun pendidikan
bentuk lain. Ini sebuah kisah yang belum dicatat oleh khalayak umum namun oleh
masyarakat setempat memahami dan apa yang dilakukan sejak kala adalah ajaran
Allah yang disepernukan oleh Firman melalui para misionaris.
Menurut kak Kandung Bobamoye Bobii yang adalah saksi mata
mencerita kisah yang dilakukan oleh kakak kandung Wodeyokapouga, bahwa sejak
dilahir dia memiliki keunikan. Banyak tanda-tanda yang dapat kita jumpa dikalah
itu. Bahkan ketika berumur 3 tahun hilang selama 5 malam. Orangnya bersama
sanak saudara beserta masyarakat dikampung itu mendapatkannya dalam rerumputan.
Selang setahun kemudian ia berkembang dan melakukan berbagaikegiatan yang
intinya adalah mengajarkan firman Allah versi budaya. Berbagai kegiatan itu
diajarkannya. Di wilayah Deiyai bahkan pada umumnya di Paniai agama bisa
dikenal setelah masyarakat Mee dahulu mengenal Firman melalui ajaran-ajaran
versi budaya.
Banyak tokoh agama yang bisa dikenal di wilayah Deiyai (Tigi)
semisal, Zakeus Pakage, Karel Gobay (paniai) dan beberapa tokoh lainnya, namun
mereka dikenal setelah pergi bersama para misionaris disekolahkan luar Papua.
Sedangkan Wodeyoka tidak hanya melalui hubungan intim dengan Allah. Selain itu
tokoh yang belum dikenal ini selama melakukan ajarannya tidak pernah menemui
para misionaris baik Katolik ataupun Zending.
Perjalanan peringatan ini sudah dan selalu dirayakan secara
keluarga. Ada faktor alasan bagi keluarga untuk peringatan itu terbatas. Namun
sejak 2 tahun lalu mulai dikenal. Bahkan berbagai kalangan berdatangan untuk
menyaksikan peristiwa itu. Keunikan dilakukan itu dapat dilihat dalam beberapa
aspek, pertama aspek kebersamaan. Persatuan dan kesatuan keluarga besar Tadouto
dapat dilihat dalam berbagai kegiatan, diantaranya mereka memiliki kelompok
Perikanan, Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, kebersihan, perekonomian, dan
kebersihan. Semua aspek ini diketuai oleh masing-masing ketua, bahkab hari kerja
telah terjadwal. Setiap hari yang telah ditentukan diwajibkan untuk memgambil
bagian dalam kebersamaan.
Selain itu bidang keagamaan (Totamana) diajatkan ayat-ayat
hafalan, lagu-lagu rohani, serta mereka mengenal Allah sekalipun dikalah itu
misionaris belum menapaki wilayah itu. Kenangan dalam perayaan itu kita simak
dalam drama yang diperagakan oleh masyarakat setempat. Dalam drama itu mereka
mengisahkan perjalanan ajaran hingga Wodeyoka Bobii diolok-dieluk-elukan oleh
para serdadu Belanda. Tidak hanya oleh serdadu akan tetapi sebagian besar warga
sekitarnya menamakannya sebagai pengajar ajaran sesat. Hal itu wajar dinilai
demikian pasalnya pada waktu itu belum mengenal atas ajaran Allah yang oleh
Wodeyoka .
Peristiwa yang dapat kita memaknai adalah ke-tokoh-annya belum
dikenal. Namun oleh warganya (famili) tidak mau di publikasikan sebab, menurut
marga Bobii memaknai bahwa ajaran Totamana adalah peristiwa yang sakrar.
Sumber : http://deiyaikab.go.id
Terimah Kasih Atas Kunjungannya, APA YANG TERPIKIR DI BENAK ANDA DENGAN ARTIKEL INI ! ? .
Silakan tinggalkan komentar Anda di bawah ini.. Thanks... Salam Pembebasan ... FREE WEST PAPUA...
Silakan tinggalkan komentar Anda di bawah ini.. Thanks... Salam Pembebasan ... FREE WEST PAPUA...
0 komentar:
Posting Komentar