Black Brothers Ketika Manggung di Stadion Senayan Jakarta, 1976. |
“Janganlah berani bercerita tentang kebaikan yang sudah pernah kau torehkan, kalau saja di dalam kanvas hatimu tak pernah teringat budi baik dari prestasi orang lain yang sudah kau rasakan”, demikian awal kata Igir Al Qatiri dkk dalam Menelusuri Jejak Langkah Sang Lagenda Black Brothers. (2011:59)
Rupanya kalimat itu ditujukan kepada Persipura Jayapura yang namanya sudah populer sejak group band Lagendaris asal Papua, Black Brothers (1976) mengangkat “Persipura” sebagai lagu pembuka di album perdana, 1976.
Pada waktu itu, Andi Ayamiseba baru saja membawa seniman-seniman terbaik asal Papua ke Jakarta rekaman di Studio Irama Tara Jaksel. Pasukan hitam ini menciptakan sejumlah lagu yang masih kokoh tak termakan jaman. Diantaranya, Hengky MS ciptakan lagu Persipura, Oh Sonya, Jayapura di Waktu Malam, Kisah Seorang Pramuria. Sedangkan organis Yochy Patipeiluhu ciptakan lagu Kali Kemiri, Putus Ditengah Kerinduan, Balada Dua Remaja, Irian Jaya 1, dan Terjalin Kembali. Sementara Benny Bettay, Stevie Mambor, Amry M Kahar, David Rumagesang perkuat arensemen music yang tiada duanya. Tak lupa lagu Apuse karya Korinus Mandosir menjadi pilihan utama pada waktu itu.
Menurut penulis buku BB (Black Brothers), Olav Ronsumbre dalam wawancara di kediamannya Jayapura dengan SP, pertengahan Maret 2013, lagu Persipura diciptakan oleh Hengky MS, ketika itu pria Manado besar Biak ini rupanya menyaksikan sejumlah pertandingan yang dilakoni Persipura pada piala Soeharto Cup III yang terakhir dimenangkan oleh Persipura atas lawannya Persija Jakarta.
“Permainan gemilang Timo Kapisa dan gol-gol Yohanes Auri mengharumkan nama Irian (sekarang Papua,red). Rakyat Papua di Jakarta, termasuk yang di Papua ikut merayakan kegembiraan. Pencipta dan penyanyi lagu Persipura, Hengky MS dkk ikut merasakan suasana itu dan lahirnya lagu Persipura yang sampai sekarang terdengar kokoh di lapangan Mandala”, urai Ronsumbre.
Kata Ronsumbre, lagu Persipura itu berpengaruh besar dalam perkembangan pembangunan sepak bola di tanah Papua. Lagu dan syair Persipura itu memotifasi pelaku bola di tanah Papua. Siapapun ingin bermain di Persipura dan hal itu merupakan kebanggaan tersendiri, baik bagi pemain maupun masyarakat Papua.
Oleh sebab itu, kata Ronsumbre dkk dalam bukunya, bahwa sebenarnya Persipura Jayapura sekarang ada utang besar terhadap kelompok band Black Brothers.
Ketika ditanya, bagaimana melunasi utang? Ronsumbre mengatakan, ada beberapa hal yang harus dipikirkan. Pertama, bila memang bisa, ganti nama Stadion Mandala menjadi Stadion Mutiara Hitam. Kedua, pada hari ulang tahun Persipura, hadirkan group band Black Brothers yang sekarang ada di luar negeri agar mereka dapat kembali menyanyikan kembali lagu Persipura secara langsung. Bila tidak bisa, cukup undang new Black Bros yang sekarang ada di Jayapura dan Jakarta. Ketiga, kepada Persipura Mania untuk segera gantikan lambang-lambang Bob N Marley atau Guevara yang selama ini menghiasi spanduk dan baju-baju dengan gambar Hengky MS, Andi Ayamiseba, Stev Mambor, Amry Kahar atau David Rumagesang. Kata Rons, tidak masalah karena itu fakta sejarah.
“Terkait penggantian nama stadion, itu cuma usul saja. Kalau memang dirasa penting, ya ganti saja. Bupati punya hak untuk itu. Yang jelas Persipura Jayapura mempunyai utang yang besar bagi Black Brothers”, ujar Rons. (SP | nd)
(Source: swarapapua.com)
Terimah Kasih Atas Kunjungannya, APA YANG TERPIKIR DI BENAK ANDA DENGAN ARTIKEL INI ! ? .
Silakan tinggalkan komentar Anda di bawah ini.. Thanks... Salam Pembebasan ... FREE WEST PAPUA...
Silakan tinggalkan komentar Anda di bawah ini.. Thanks... Salam Pembebasan ... FREE WEST PAPUA...