. Keriting News - Voice Of Tgidoo: BAHASA
TIGIDOO VOICE website | Members area : Register | Sign in


Tampilkan postingan dengan label BAHASA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BAHASA. Tampilkan semua postingan

SEBAGIAN BAHASA DAERAH PAPUA TERANCAM PUNAH

Kamis, 19 April 2012

Jayapura (ANTARA News) - Kepala Balai Bahasa Jayapura, Provinsi Papua, Supriyanto Widodo mengatakan eksistensi sejumlah bahasa daerah yang ada di wilayah tersebut terancam punah. "Sejumlah bahasa daerah yang ada di Papua sangat memprihatinkan dan bisa menuju ke arah kepunahan jika tidak secepatnya mendapatkan perhatian yang serius," katanya di Jayapura, Papua, Sabtu. Sejumlah bahasa daerah Papua yang terancam kepunahan yakni di Kabupaten Supiori, Teluk Wondama, Kaimana, Merauke dan sejumlah daerah lainnya. "Seperti bahasa Mapia di kabupaten Supiori yang tinggal menyisakan satu orang penutur bahasa. Bahasa Miere di Kabupaten Kaimana yang tinggal menyisahkan tiga orang penutur bahasa. Di kabupaten Teluk Wondama yakni bahasa Dusner yang penuturnya tinggal dua orang. Dan di Merauke juga demikian," katanya. "Kami telah melakukan berbagai penelitian terkait bahasa daerah tersebut, dan rata-rata penuturnya sudah usia lanjut," katanya.(ANT-185)


Sumber; www.antaranews.com

32 BAHASA DI PAPUA BERPOTENSI PUNAH

BANDAR LAMPUNG, SABTU - Indonesia memiliki sekitar 746 bahasa daerah, namun yang terdeteksi hanya sekitar 400 bahasa, bahkan ada yang sudah punah, seperti di Papua (9 bahasa) dan Maluku Utara (1 bahasa). "Bahasa yang punah itu karena tidak lagi digunakan oleh masyarakat pendukungnya, baik sebagai sarana pengungkap maupun komunikasi," kata Kepala Pusat Bahasa Jakarta Dendy Sugono di Bandar Lampung, Sabtu (17/5). Menurut prediksi peneliti, lanjutnya, dalam waktu 100 tahun ke depan bahasa-bahasa di dunia akan tinggal 50 persen, sedangkan sisanya akan punah mengingat kuatnya pengaruh bahasa-bahasa utama dalam kehidupan global. Ia juga menuturkan, di Papua ada sembilan bahasa yang telah punah, yakni di Kabupaten Sarmi tiga bahasa (Bapu, Darbe, dan Wares), di Jayapura dua bahasa (Taworta dan Waritai), di Jayawijaya dua bahasa (Murkim dan Walak), Manokwari satu bahasa (Meoswar), dan di Rajaampat satu bahasa (Loegenyem). Bahasa di Maluku Utara yang telah punah adalah bahasa Ibu. Sedangkan yang berpotensi punah di Papua ada sekitar 32 bahasa (penuturnya 2-100 orang), di Sarmi 10 bahasa, Jayapura enam bahasa, Waropeng tujuh bahasa, Jayawijaya tiga bahasa, Merauke satu bahasa, Paniai satu bahasa, Teluk Wondana dua bahasa, Sorong Selatan satu bahasa, dan Fakfak satu bahasa. Di Maluku Utara, bahasa yang terancam punah adalah bahasa Kau. Selain data tersebut, ujar Dendy, cukup banyak bahasa daerah yang jumlah penuturnya di bawah 1.000 orang. "Bagaimanapun kondisi itu mengkhawatirkan kelangsungan hidup bahasa-bahasa daerah tersebut, terutama yang memiliki penutur kurang dari 1.000 orang," katanya. Karena itu, perlu dipikirkan strategi yang sangat tepat dalam mempertahankan bahasa daerah yang memiliki peran penting dalam komunitas pendukungnya.


Source; http://nasional.kompas.com

komenta berita terbaru